Sabtu, 20 Desember 2014

Lembar Mahasiswa (Terakhir?)

Penampakan saat ini (mengalami pembesaran
di semua bagian)
Wahhh… sudah lama sekali tidak melanjutkan rutinitas menulis di blog ini. Kegiatan dan pekerjaan jadi alasan utama, dan sudah hampir setahun yaaa sejak tulisan terakhir. Banyak sekali kejadian dan moment penting yang saya ingin bagi dengan teman – teman, semoga setelah ini saya tidak lagi malas menulis. Haahaaa….

Hari ini mungkin tidak akan sama dengan hari hari yang lain, tepat dihadapan saya berhamburan kertas ujian dan tugas kuliah. Diatas meja dengan hanya ditemani satu botol minuman dingin dan musik klasik khas youtube saya berusaha menyelesaikan lembar demi lembar. Yaa… ini bukanlah lembar ujian yang biasa membuat saya stress ataupun jungkir balik seperti tahun – tahun sebelumnya, kertas ujian kali ini membuat saya tersenyum puas dengan lambungan kenangan dan cita – cita indah

Kertas ujian ini milik mahasiswa tempat saya mengajar, yaa… selama beberapa semester belakang saya berhasil (dengan penuh darah) menjadi salah satu asisten dosen di departemen Ilmu Ekonomi Universitas Indonesia, sebuah cita – cita yang berhasil saya wujudkan semenjak mahasiswa baru. Menjadi asisten dosen ternyata tidak semanis yang saya bayangkan, banyak tantangan dan ujian yang harus saya lalui hingga sampai ditempat sekarang. Menyiapkan bahan ajar, memperdalam materi, hingga meladeni pertanyaan mahasiswa satu persatu menjadi rutinitas tiap minggunya. Sungguh mengasyikkan melihat mahasiswa baru dengan semangat segar mereka.

Menjadi asisten dosen saya sebut separuh cita – cita. Hal ini karena minat saya dalam dunia pendidikan yang teramat besar, senang rasanya bisa membagi pengetahuan dengan orang lain. Semoga dengan ini pintu saya untuk terus menimba ilmu pengetahuan terus dibukakan (amin). Saya tidak memungkiri niat saya untuk menjadi dosen dikemudian hari, namun saya juga tidak bisa mengingkari minat saya dibidang penelitian dan pengembangan daerah. Dunia ini masih luas bagi saya untuk menimba pengalaman dan pengetahuan, semoga apapun yang terjadi nanti adalah yang terbaik bagi saya dan penghidupan orang lain.

Lamunan saya melambung begitu jauh ketika menulis tulisan ini, saya melupakan lembaran mahasiswa yang ada di atas meja. Kembali saya lihat satu persatu absensi mahasiswa yang pernah saya ajar, wajah dan senyum mereka terlintas satu persatu. Begitu cepat rasanya kebahagiaan ini berlalu, semoga kertas mahasiswa ini bukan menjadi kertas mahasiswa terakhir yang saya koreksi. Salam sukses buat kalian semua, terimakasih atas semua pembelajaran yang saya terima


Ruang 24 jam FEUI

Minggu, 29 Desember 2013

THE HISTORY OF MONEY : SEBUAH TINJAUAN LITERATUR SEJARAH EKONOMI DUNIA


Make money, money by fair means if you can,
if not, by any means money
-HORACE

U
ang (money) adalah salah satu benda yang menjadi vital keberadaanya saat ini. Manfaat dan kebergunaanya menjadi suatu titik sentral bagi kehidupan manusia sekarang. Bagaimana tidak? Seluruh barang dan jasa baik primer dan sekunder menjadi sesuatu yang diukur dan ditukar dengan uang. Pun manusia modern mengetahui betul asal usul benda mati ini hanyalah selembar kertas yang diberikan stempel sah oleh pemerintah setempat, bukan barang atau pun benda berharga. Ya, hanya selembar kertas.
Kendati demikian wujud dan fungsinya saat ini seolah – olah melebihi para pendahulunya, emas dan perak. Jika zaman dahulu orang melakukan kegiatan jual beli dengan menggunakan benda mulia ini adalah menjadi sesuatu yang wajar karena memang proses pengambilannya dari perut bumi bukanlah perkara yang gampang. Sehingga patutlah jika emas dan perak menjadi salah satu benda berharga dan di jadikan sebagai alat tukar pada era itu. Namun uang hanyalah selembar kertas, kertas yang mengalami evolusi sangat cepat di pasar – pasar dunia. Layaknya stock market dan money marketyang menggengam dunia saat ini, keberadaan kertas – kertas ini dapat mengancam keberlangsungan hidup suatu Negara. Sebut saja beberapa kasus krisis maha dahsyat yang pernah terjadi beberapa tahun silam. Krisis 1997 – 1998 di kawasan Asia, krisis 2008 subprime mortage di kawasan eropa, bahkan krisis yang terjadi di Indonesia pada awal awal September 2013 ini pun tak lepas dari bencana “kertas” ini. Hamper sebagian besar dari Negara yang mengalami dampak krisis tersebut mengalami penurunan kesejahteraan ( welfare ) sehingga memiskinkan sebagian besar masyrakat dan penduduk yang hidup dalam negara itu
Lantas sebenarnya apa uang itu? Bagaimana keberadaanya dapat masuk dan diterima di tengah masyarakat modern kini? Hal ini tentu menjadi sebuah pertanyaan besar yang hingga kini menarik untuk diperdebatkan




UANG KLASIK : Alat Beli Lampau
Guna menjadi alat tukar dalam proses jual beli dibutuhkan beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh benda tersebut terlebih dahulu. Diantaranya adalah (1) diterima secara umum( acceptability) (2) tahan lama (durability) (3)memiliki kualitas yang sama (uniformity) (4)tidak mudah dipalsukan (scarcity) (5)mudah di bagi tanpa mengurangi nilai (divisibility).
Tidaklah suatu benda dapat dikatakan sebagai alat tukar apabila tidak memenuhi syarat  - syarat tersebut. Karenanya pada era zaman terbelakang dimana akses globalisasi yang menghubungkan masyrakat antar masyrakat masih susah untuk terpenuhi, terbentuklah mata uang yang berbeda – beda untuk tiap jenis masyrakat. Biasanya bentuk dan klasifikasi mata uang tersebut tergantung pada kondisi geografis dan alam sekitar masyrakat tersebut, Sehingga memenuhi kebergunaanya sebagai alat tukar. Adapun beberapa kegunaan uang pada umumnya adalah (Mishkin:2004) (1) medium of exchange, artinya uang sebagai alat tukar dalam proses jual beli yang biasa dilakukan oleh masyrakat (2) unit of account , artinya uang sebagai alat pengukur nilai suatu barang. Dalam kegiatan jual beli uang dapat digunakan sebagai alat untuk mengukur tinggi rendahnya nilai siatu barang yang diperdagangkan (3) store of value, artinya uang sebagai alat yang digunakan tak pudar oleh waktu. Dari masa ke masa pengukuran yang digunakan memiliki nilai yang dapat diperbandingkan
Maka dengan lengkapnya peran dan fungsinya seperti yang disebut diatas, maka resmilah benda tersebut menjadi alat tukar suatu masyrakat. Sebagai contoh, pada zaman dahulu kaum Aztec  (masyrakat amerika tengah kuno) yang terkenal dengan ritual pengorbanan manusianya menggunakan cokelat (cacao) sebagai uang dan alat tukar jual belinya. Dengan cokelat ini masyrakat dapat menukarkan dan mendapatkan barang – barang yang mereka mau seperti buah – buahan, sayur – sayuran, kacang dan bahkan untuk perhiasan yang terbuat dari emas dan perak.
Dari cokelat ini pula para masyrakat Aztec dapat memperoleh bahan kehidupan lainnya seperti baju, sandal, senjata, baju perang, daging alcohol dan lain lain. Cokelat dijadikan sebagai alat tukar oleh kaum Aztec karena buah itu dapat ditemukan dengan mudah dikawasan selatan meksiko yang biasa digunakan sebagai bahab persembahan ketika upaca ritual berlangsung. Ketimbang sitem jual beli, pada zaman ini cokelat diperlakukan denga system yang lebih mirip dengan barter. Ketika dua orang bertemu dan sepakat untuk melakukan pertukarang benda, cokelat dapat digunakan untuk mengukur nilai masing masing benda yang akan ditukar ataupun sebagai tambahan dari kekurangan setelah barter dilakukan.
Lantas bagaimana dengan pembalanjaan dalam jumlah besar? Masyrakat Aztec kuno menggunakan quatchili (cotton cloaks) yang nilainya setara dengan 60 hingga 300 biji cokelat. Quatchili memang biasa digunakan masyrakat Aztec untuk melakukan jual beli dalam jumlah besar seperti membeli budak ataupun membeli tumbal manusia untuk upacara ritual adat mereka. Dan bukan hanya biji cokelat, untuk masyrakat – masyrakat lain banyak juga menggunakan barang komoditas lain sebagai alat tukarnya seperti kulit kerang, manik– manik, ataupun tembaga seperti yang dilakukan oleh kaum Arizona.
Terkadang uang juga dapat berupa barang komoditas, seperti garam misalnya yang sempat ramai digunakan oleh banyak masyrakat manusia karena ketersediaanya yang melimpah di laut. Sebut saja china, Afrika, masyrakat modern inggris, dan bangsa – bangsa lain yang menggunakan garam. Sehingga dalam bahasa inggris, upah bisa juga disebut sebagai “salary” atau dalam bahasa spanyol dan portugis “salario” adalah asal kata dari bahasa latin “sal” yang berarti garam. Kalimat ini lah yang kemudian menjadi salah satu acuan kalimat salary yang berarti upah atau gaji.
Sebagian masyrakat ada pula yang menggunakan binatang sebagai mata uangnya, masyrakat pastoral misalnya. Siberia menggunakan rusa, orang Borneo menggunakan kerbau, masyrakat kuno hitties menggunakan kambing dan reeks of hormers menggunakan lembu.
Begitulah beberapa contoh bentuk alat tukar pada era – era zaman dahulu. Seperti yang dikatakan diatas, bentuk dan variasinya bisa berbeda – beda tergantung dari bentuk geografis dan kondisi alam setempat. Setelah bentuk barang komoditas dan makanan, bentuk alat tukar manusia kembali mengalami perubahan. Kali ini menjadi logam – logam hasil bumi yang dianggap berharga untuk ditukarkan oleh manusia, emas dan perak. Seluruh manusia di belahan dunia menganggap emas adalah logam bumi yang memiliki nilai paling tinggi, hal ini dikarenakan emas menggunakan proses tekhnologi yang modern dalam pengolahannya. Dan meski orang diseluruh dunia juga mengetahui bahwa emas memiliki kebergunaan yang sedikit dalam kehidupan sehari – hari, tetap saja mereka ingin memegangnya, menggunakan, bergaya, dan bermain dengan benda kilap ini. Dan tidak seperti logam logam lainnya yang bisa berubah bentuk atau wujud, emas murni akan tetap utuh seperti semula dalam jangka waktu berapa pun.
Lebih dari itu, emas dianggap sebagai logam paling mulia juga oleh sebab beberapa kepercayaan ritual adat yang berpengaruh dengan sihir dan ketaatan pada tuhan yang maha esa. Hal ini dikarenakan wujud emas yang serupa berbau mistis. Di bebagai adat dan kepercayaan, emas dipercaya lebih tinggi nilainya oleh tuhan dan dewa – dewa yang mereka sembah dibanding bunga, makanan, binatang, atau bahkan persembahan nyawa manusia sekalipun.
Sebagai contoh, suku maya asli yang mempersembahkan logam mulia sperti emas, perak dan perhiasan – perhiasan lainnya untuk dewa – dewa mereka yang dilakukan di perairan penisulas. Atau chibcha india suku asli dari dataran Columbia sebelum datangnya orang – orang eropa mengadakan ritual yang dilakukan secara rutin mengubur ketua adat mereka dengan butiran dan debu emas. Sang ketua adat lalu pergi dan membasuh diri di sebuah danau yang di anggap keramat, dan ketika debu dan butiran emas itu bersih terbasuh oleh air danau keramat tersebut dianggap sah lah pemberian dan tumbal mereka pada dewa – dewa. Sang ketua adat hingga kini menjadi sebuah obyek yang dipercaya dapat membawa sebuah kesejahteraan besar bagi penganutnya dan hingga saat ini pula menjadi sebuah pencarian terbesar dalam sejarah umat manusia.
Secara umum disadari atau tidak, emas memang mengandung sesuatu yang mistis. Dan bagi beberapa orang warna emas mengingatkan kita akan warna sang surya yang setia menyinari kita, sebuah kebetulan yang memang memiliki arti yang mendalam. Sebagai contoh bangsa mesir (Egyptian) kuno yang mempercayai dan memuja dewa matahari “Ra”. Dan untuk menghormati hal itu bangsa mesir kuno selalu membangun makam para raja sakral mereka (pharaoh) dengan besar dan mengubur mereka beserta gulungan emas dengan jumlah yang amat banyak. Atau diantara para Incas di Amerika selatan, yang menganggap emas dan perak sebagai matahari dan bulan.untuk menghormati itu pula mereka selalu melapisi tiap candidan bangunan bersejarah mereka dengan logam – logam mulia itu. Bahkan ketika bangsa spanyol datang menjajah dan mengambil semua emas yang melapisi bangunan – bangunan sakral mereka, masyarakat sana tetap mendekorasi candi mereka dengan kertas mengkilap agar menyerupai emas dan perak yang pernah direbut.
Ketika emas sudah mulaiditerima sebagai alat tukar manusia maka tak lama pula zaman koin – koin merajai sejarah umat manusia. Hal ini dimaksudkan untuk mempermudah transaksi jual beli yang sering dilakukan oleh manusia. Selain karena praktis (mudah dibawa), Penggunaan koin emas ini dengan sangat cepat menyebar ke segala penjuru dunia, sifat dan kemudahan yang dibawanya disenangi oleh hampir banyak kerajaan – kerajaan dunia. Pundi – pundi koin emas ini juga sering menjadi lambang dari kebesaran sebuah nama ataupun penghargaan atas jasa besar seseorang.
Kalimat “money” dalam bahasa inggris berasal dari bahasa latin “moneta” yang berarti sebuah peringatan (warning). Lebih jauh lagi menggali sejarah kalimat moneta merujuk pada seseorang patriot bangsa roman Juno Moneta yang pada kala itu memiliki jasa – jasa besar pada bangsa romawi kuno atas aktivitas – aktivitasnya dalam ketatanegaraan, termasuk dalam menerbitkan uang primer  pertama pada tahun 269 sebelum masehi.
Dalam bahasa eropa yang lain juga ditemukan fakta bahwa kalimat uang diturunkan dari “moneta” termasuk bahasa spanyol “moneda” yang saat ini diartikan sebagai koin. Hingga pada nantinya proses perebutan emas ini menjadi penting bagi sebuah kerajaan, karena disadari atau tidak pada masa penjajahan dan penguasaan (conquer) pembiayaan perang melalui koin – koin emas ini menjadi sebuah motivasi dan pemegang peran penting utama. Sebut saja beberapa penaklukan yang dilakukan oleh bangsa romawi kuno dan bangsa – bangsa eropa lainnya.
Untuk memenuhi kebutuhan para raja dan kaum bangsawan akan uang terkadang kerajaan menetapkan pajak kepada rakyatnya, makin besar wilayah kekuasaan suatu pemerintah makin besar pula pajak dari penghasilan yang mereka peroleh. Ini pula yang menjadi beberapa pemicu perang dan penaklukkan di zaman – zaman tersebut.
 Hingga pada akhirnya muncul suatu era baru dimana perdagangan menjadi popular di beberapa pedagang ditahun 1485 – 1640 sebelum masehi. Zaman ini dimulai setelah ditemukannya beberapa daratan baru oleh para penjelajah eropa. Hamper seluruh belahan dunia yang saat itu belum pernah tersentuh telah diarungi oleh para pelaut eropa. Hal yang lebih menarik dari penemuan pulau pulau ini adalah rute perdagangan, dengan banyaknya ekspedisi makin banyak pula rute perdagangan yang baru. Beberapa para penjelajah yang terkenal pada saat itu adalah Columbus dan Marcopolo.
Dengan adanya perdagangan ini semakin memperluas pula pertukaran adat, budaya, dan tekhnologi antara manusia di belahan bumi. Transfer ilmu ini meliputi pula uang logam, emas, perak dan benda – benda berharga lainnya sebagai alat tukar. Semenjak era ini evolusi uang sebagai alat tukar makin berkembang dengan pesat. Setelah penggunaan koin – koin emas ini menjadi popular makaa timbullah beberapa istilah baru yang dikenal sebagai bullionism. Bullionism adalah sebuah kumpulan logam – logam mulia khususnya emas dan perak yang sangat banyak, istilah ini mulai terkenal pada abad ke 15 masehi.
Oleh karena emas digunakan sebagai alat tukar dalam perdagangan internasional kali ini menjadikannya sebagai salah satu barang paling popular di dunia, saking populernya tedapat beberapa kerajaan yang menjadikannya sebagai mata uang tetap. Makin tinggi permintaan akan emas semakin tinggi pula supply yang harus dipenuhi, oleh karenanya salah satu tujuan dari banyaknya ekspedisi yang di lakukan oleh para penjelajah adalah untuk mencari tambang – tambang emas baru. Banyak dari pada ekspedisi yang menjanjikan hal tersebut kepada ratu dan raja yang membiayai perjalanan mereka.
Sehingga dapat di simpulkan bullionism adalah paham untuk mengumpulkan emas sebanyak – banyaknya, Sama halnya denga kata monetarism yang berasal dari kata satu suku kata,“money”. Bullionism  juga sebenarnya merujuk pada satu kosa kata ideal, bullion. Dalam bahasa inggris bullion dapat diartikan sebagai emas atau perak dalam jumlah yang sangat banyak.





Dalam pemerintah misalnya, bullionism dapat diartikan sebagai paham untuk mendukung perdagangan internasional dimana pendanaan untuk perdagangan ini harus diikuti koordinasi fiscal yang baik. Hal ini tentu dilakukan untuk menarik perhatian kerajaan – kerajaan pemilik supply billion dalam jumlah besar untuk melakukan suatu bentuk kerja sama perdagangan internasioal. System ini pula yang nantinya menjadi pengawas dan pengamat agar billion – billion yang dimiliki tidak dapat keluar kerjaan mereka tanpa sepengatahuan. System ini membuat banyak kerajaan – kerajaan mempertahankan bullion bullion yang telah mereka dapati, bukan karena kenaifan para pentinggi kerajaan akan tetapi karena kepercayaan mereka akan keberadaan billion ini yang suatu saat akan menjadi penting.
Dibawah system ini nantinya, Negara Negara dibelahan bumi eropa banyak menerima penghasilan tambahan dan profit besar dari hasil jual beli macam barang. Mereka juga adalah paham yang pertama kalinya nanti menyebarkan isu bahwa jumlah barang yang diekspor
haruslah lebih banyak dari jumlah barang yang diimport, sehingga nanti selisih dari jumlah barang ekspor dan import dari perdagangan tersebut harus ditukar dengan emas dan perak (bullionist). Paham ini pula yang nantinya menjadi landasan untuk melakukan import seluruh bahan – bahan mentah yang tidak dapat ditambang ataupun diperoleh dari hasil bumi sendiri, bahan ini kemudian di produksi menjadi barang final dan kemabli didsitrbusikan untuk dijual kepada masyrakatnya atapun malaj dijual lagi sebagai barang eksport. Lebih dari itu paham ini juga memberikan subsidi kepada para pengusaha dalam negeri guna menggenjot produksi dalam negeri dan mengekspor lebih banyak barang. Hal inilah yang terus berkembang kelak hingga ditemukannya kembali sebuah istilah baru, menchatalism.
Namun demikian setelah berkembangnya emas sebagai alat tukar global terdapat beberapa isu negative yang dating dari benda berharga ini. Seperti yang dijelaskan diawal bahwasanya emas mengandung sesuatu yang mistis, tersebut juga beberapa mitos kuno tentang suku Quechua indian yang menggali dan mengolah mineral bawah tanah menjadi emas. Disebutkan dalam legenda itu bahwa untuk mendapatkan bongkahan emas di bawah tanah mereka melakukan ritual doa kepada para penduduk bawah tanah, iblis. Dalam legenda ini hanya iblislah yang mampu memberikan kesuksesan, kesejahteraan, dan uang kepada para penambang.
Ritual sebelum melakukan penggalian biasanya dilakukan dengan lilin – lilin persembahan kepada para penunggu neraka. Tiap penambang membawa rokok, suatu persembahan alcohol, atau beberap daun coca untuk para iblis dan istrinya. Dalam beberapa kasus ekstream seperti gempa bumi dan tanah longsor para penambang akan melakukan ritual pengorbanan dengan kuantitas yang lebih besar seperti binatang atau darah.
Namun meski ditempa beberapa isu negative, emas dan logam mulia lainnya tetap saja menjadi barang favorit bagi sebagian besar penduduk bumi. Pun setelah sebagian besar mereka mengetahui benda ini lah yang menjadi alasan penguasaan dan perang. Meski mengalami kesulitan dalam mengelola emas dan perak, Portugal dan spanyol tetap berhasil mendapatkan beberapa pundi emas dari bebera daratan lain termasuk amerika. Emas dari amerika ini lantas menyebar dengan cepat menyeberangi samudra pasifik dan samudra antlatik dan mulai menjadi awal terbukanya era modern manusia.
Sehingga diawal tahun 16 - 17 masehi koin perak dan emas resmi menjadi alat tukar favorit manusia disbanding alat tukar alat tukar lain yang menyertainyya saat itu, tak lagi emas hanya menjadi benda – benda milik bangsawan. Sekarang sang pembuat roti menggunakan koin emas dan perak untuk memebli tepung dan gandum dari tukang giling, yang nanti digunakan pula untuk membeli terigu dari petani. Kini para penjual barang dan jasa sudah mulai menjual barang – barangnya untuk uang dan mulai mengurangi penggunaan system barter. Tak berhenti disini saja, penggunaan koin emas ini juga lantas menjadi sebuah budaya dalam membayar pajak. Rakyat kini membayar pajak Negara dengan koin emas dan perak, bukan dengan hasil produksi.
Demikian alat tukar manusia telah mengalami beberapa bentuk evolusi yang mulai membaik seperti syarat dan manfaat uang. Mulai dari berter primitive, penggunaan barang komoditas hingga pada kahirnya menggunakan logam mulia. Koin emas dan perak merupakan salah satu terobosan besar pada kala itu, fleksibelitas dan manfaat yang dibawanya menjadikan keunggulan positif tertentu dimata para pedagang dan masyrakat. Benda ini malah membuat sebuah budaya dan pola baru sendiri dalam penggunaanya di dunia nyata. Sebuah budaya yang nantinya merubah sejarah alat tukar manusia kembali.

UANG KERTAS: Lahirnya Dollar Dunia
Money, not morality, is principle of commercial nations
-THOMAS JEFFERSON

Segala yang disentuh oleh raja midas seketika berubah menjadi emas, namun seketika itu juga ia menjadi orang paling miskin di dunia karena tak satupun barang berguna ia miliki. Cerita kuno ini mengajarkan pada kita bahwa uang bukanlah segalanya dalam hidup. Meskipun uang membawa kekayaan dan kekuatan yang banyak diingini manusia namun kemewahan ini terbatas pada benda yang dapat dibeli saja.
Namun di sisi lain, sejarah juga mengajarkan kita tentang seberapa strategisnya letak alat tukar ini di mata manusia. Revolusi – revolusi yang banyak terjadi di masa lalu adalah sebab kemampuan belanja masyrakat. Insting alami manusia adalah melakukan suatu tindakan kekerasan ketika ia kelaparan dan pabrik – pabrik juga menjadi malas untuk memproduksi barang karena taka da satupun orang yang mampu membeli barang yang mereka hasilkan. Kemiskinan menjadi salah satu isu penting dalam suatu ketatanegaraan
Seperti yang telah dijelaskan di paragraph sebelumnya, emas telah menunjukkan keberadaan dan daya hidup yang luar biasa dalam beberapa abad silam, sebuah pencapaian tertinggi umat manusia untuk menggambarkan uang dan kekayaan. Akan tetapi legenda Raja Midas diatas memberikan pelajaran pula pada kita bahwa Emas bisa saja bukan benda berharga, tidak lebih dari logam yang tidak memiliki manfaat. Lantas timbul pertanyaan menarik, kapan sebuah emas dikatan sebagai “Emas”?
Pada abad ke 16 masehi jerman memegang sebuah posisi strategis  untuk sejarah moneter dunia. Tekhnologi tambang dan mengolah perak telah ditemukan di Negara ini pada tahun 1516, akan tetapi tekhnologi tambang ini bukanlah sesuatu yang baru bagi Bohemia. Jauh dibelahan bumi timur Kutna Hora telah melakukan kegiatan – kegiatan serupa selama bar abad – abad sebelumnya. Karenanya ketimbang menjual dan menambang perak ke orang – orang lain, jerman lebih focus pada kerajinan – kerajinan yang terbuat dari perak. Hal ini dilakukan untuk mempercantik bentuk perak itu sendiri, salah satu karya yang tercipta dari karya itu adalah koin.
Dari bahasa kuno jerman (Joachimsthal), koin dikenal dengan sebutan Joachimstalergulden, atau Joachimsthalergroschen, sebuah nama yang terlalu panjang untuk di gunakan dalam percakapan sehari – hari bahkan untuk orang jerman sekalipun.  Maka setelahnya koin – koin jerman ini mulai dikenal dengan sebutan talergroschen yang lantas menjadi talers atau thalers. Dan sama dengan sejarah sejarah yang telah dibahas diatas, koin perak jerman ini menyebar ke belahan dunia lain melalui perdagangan internasional.
Koin – koin ini pun dengan cepat diterima oleh banyak masyrakat dunia. Tidak hanya itu, penyebutan nama thalers juga turut mempengaruhi pemberian nama koin di beberapa Negara dunia terutama di daratan eropa. Sebagai contoh di bumi italia koin mulai disebut dengan kata Tallero, dalam bahasa Belanda menjadi daalder, dan untuk spanyol serta swedia menjadi kata daler. Kalimat ini pula menyebar hingga ke daratan daratan lain speerti Hawaii, dimana pulau indah itu koin dikenal dengan sebutan dala, dan pada Samoan di kenal dengan sebutan tala, sedang di daratan Eitophia di kenal sebagai talari. kata – kata ini pula mengilamahi bahasa inggris sehingga menjadi kata Dollar
Kemudia koin koin perak ini dengan cepat menjadi alat tukar primer beberapa Negara. Banyak kerajaan yang  menggunakan perak dan mulai focus pada pencarian dan penambangan salah satu logam mulia ini. Namun hal ini mulai mengalami perlambatan semenjak awal era 1987, yakni ketika pemerintah Liberia memulai untuk menarik ulang semua dollar perak dari peredaran masyrakat. Liberia kemudian mengganti mata uang negaranya denga cupronickel dollar yang secara kasat mata sangat mirip dan memiliki bentuk yang sama pula dengan koin dollar yang lama, namun tidak mengandung perak sedikitpun. Mereka terus menggali dan mempercantik perak palsu ini hingga tahun 1990 an. Dan untuk mendapatkan profit lebih, pemerintah Liberia menggunakan keuntungan ini dalam perdagangan internasional. Pemerintahan Liberia yang korup mulai mengeluarkan dollar kennedy mereka sendiri ditahun 1989. Akan tetapi mereka terlalu senang dengan keuntungan baru yang mereka peroleh ini dan mulai melupakan bahkan sampai mengurangi rasa hormat terhadap nilai mata uang Negara mereka sendiri ( currency ). Akhirnya Liberia mengalami krisis mata uang karena Perak palsu yang mereka jual terlalu banyak beredar di pasaran.

Keberadaan Uang Kertas
Engraving and printing adalah sebuah biro yang dimiliki oleh Washington DC yang menjadi salah satu bagian dari departemen Treasury . tugas mereka tak terlalu sulit yakni melakukan pencetakan uang. Maka tidak heran jika gedung ini lebih sering di dengar dengan sebutan parik uang oleh masyrakat sekitar. Hamper setiap hari padaweekdays tepatnya  sebelum jam 09.00 pagi para turis banyak dating untuk melihat dan menyaksikan bagaimana Negara adi kuasa Amerika ini melakukan pencetakan uang di negaranya. Para pengunjung akan masuk ke dalam pabrik dengan melalui beberapa pemeriksaan keamanaan terlebih dahulu dan sang pemandu akan membimbing mereka berjalan dalam sebuah koridor yang terbuat dari kayu. Dinding – dinding koridor tersebut banyak dihiasi oleh foto – foto president, wakil president, serta secretary of the treasury yang terpampang dari atas hingga bawah. Kemudian para pengunjung akan melewati tembok – tembok waktu yang berisi lukisan dan photo sejarah terciptanya uang dari masa ke masa.
Di penghujung koridor akhir para pengunjung dapat sebuah videio tentang film pendek sejarah terciptanya uang kertas di dunia. Adapun beberapa fakta menarik tentang dollar amerika adalah. (1) dollar dicetak menggunakan kertas yang di produksi oleh crane company dengan menggunakan bahan campuran 75% cotton dan 25% menggunaka polyester (2) mesin uang yang digunakan adalah buatan jerman dan italia (3) setidaknya terdapat tiga ribu orang yang bekerja pada biro percetakan ini. (4) loin dan uang kertas hanya mendominasi sekitar 8% dari seluruh dollar yang tersebar di dunia, sisanya hanyalah angka angka yang tercetak pada buku besar bank – bank atau dalam chip elektronik kecil dalam computer.
Untuk menunggu sejarah terciptanya uang kertas, tentu kita harus menunggu sejarah terciptanya mesin cetak dan kertas itu sendiri. Karena tidak seperti tekhnologi pengolahan besi ( untuk membuat koin ) yang sudah ada sejak awal swjarah umat manusia, penemuan kertas dan tekhnologi pembuatan kertas secara massal dating relative terlambat dan menyebar dengan sangat lambat pula. Kebanyakan orang pada zaman dahulu menggunakan kulit kambing untuk membuat sebuah pencatatan informasi.
Berdasarkan sejarah yang tercatat, uang kertas dipergunakan pertama kali oleh China. Di abad pertama atau kedua masehi Tsai Lun membuat kertas pertama dari kulit kayu pohon mulberry, akan tetapi sejarah terciptanya kertas mungkin bisa lebih tua dari ini. Tekhnologi pembuatan kertas secara massal baru diterima china ketika abad millennium dating. Pembuatan uang kertas itu sendiri lantas pertama kali dibuat pad era dinasti Tang dan beberapa ilustrasi mengenai benda tersebut sampai sekarang masih bertahan namun tidak satupun contoh asli dari era tersebut dapat ditemukan.
Birokrasi china membuat sebuah kertas bills dari kulit kayu pohon mulberry, ketika kertas ini telah mendapat stempel dari sang kaisar, bills ini seakan – akan resmi mengandung emas atau perak ( memiliki nilai yang sama ). Dengan bentuk dan ukuran yang berbeda namun dengan value yang setara dengan emas dan perak kertas bills ini menjadi sebuah kemajuan yang pesat di banding penemuan koin itu sendiri. Penggunaan uang kertas dalam sejarah china ini sendiri pun mengalami puncak ketika masa pemerintahan Kaisar Mongol. Mereka melakuakn sebuah system administrasi yang sangat teratur bahkan dalam ukuran  sejarah dunia, dan lebih dari itu mereka juga menjadikan kertas biasa menjadi sesuatu barang yang memiliki nilai berharga. Sebagai contoh, dalam era kepemimpinan kasisar mongol  kertas digunakan juga untuk melakukan sebuah pencatatan pajak yang membuat lebih mudah dan efisiennya waktu dan tenaga yang di gunakan karena mengurangi beban yang sangat besar dengan tidak di perlukannya lagi pengiriman berates – ratus kantong koin emas ke istana
Ide dan tekhnologi unruk menggunakan uang kertas secara massal sebenarnya berasal dari bumi Eropa, akan tetapi penerapan dan aplikasinya berhasil dilakukan oleh Negara lain di belahan samudera lain sana. Bukan china bukan juga eropa yang menjadi tempat lahir uang kertas pertama dunia. Seperti yang pernah dikutip oleh John Kenneth Galbraith

I”f the history of commercial banking belongs to Italians and of central banking to british, that paper money issued by government belongs indubitabl to the Americans”

ya, Amerika adalah Negara pertama yang pemerintahnya menggunakan uang kertas sebagai alat tukarnya. Pada awal tahun 1690 Massachusetts Bay Colony mencetak uang kertas pertama di Amerika utara.  Colonist mencetak uang kertas dengan beberapa variasi tipe dan warna tergantung dari lokal tempat uang tersebut digunakan. Adalah satu orang yang bertanggung jawab atas percetakan uang kertas pertama ini selama tiga koloni lamanya, ialah Benjamin Franklin orang yang memegang kehormatan atas gelarnya sebagai bapak uang kertas dunia. Dan atas penghargaanya dalam bidang ini terdapat photo Benjamin Franklin dalam lembaran terbesar mata uang yang di terbitkan oleh Amerika serikat.
Lahir pada tahun 1706, anak terkahir dari Boston Chandler seorang pembuat lilin dan sabun, Franklin hidup dan tumbuh dalam keluarga yang serba kekurangan, termasuk hubungan social dan relasinya pada pendidikan. Akan tetapi itu tidak mengurangi minatnya utnuk tetap berusah adan bekerja keras sehingga Franklin kecil telah menjadi seorang pengusaha lilin pada usia sepuluh tahun setelah dia menyelesaikan pendidikan nya yang hanya dua tahun. Lantas pada usianya yangke dau abelas tahun ia mulai beralih profesi dari pengusah sabun menjadi penyedia jasa percetakan yang menerbitkan majala New England courant sembari membantu  saudara sepupunya James.
Sebagai penyedia jasa percetakan, Franklin mendapat pendidikan yang cukup tentang pekerjaanya. Ia menjadi seorang yang cakap dan terampil dan berhasil mengembangkan beberapa ide beasr dalam sejarah percetakan dokumen, termasuk di dalamnya perkembangan tekhnologi. Dan atas hubungan kekerabatan yang dekat, Franklin muda meninggalkan Boston dan pindah ke Philadelphia dan kembali bekerja sebagai asisten printer. Maka, setelah bekerja beberapa lama di London ia kembali lagi ke Philadelphia dan mulai membuka jasa percetakan miliknya sendiri. Tidak butuh waktu lama untuk Franklin kemudian menerbitkan beberapa buku, termasuk buku – buku yang ia tulis sendiri
Benjamin franklin adalah seorang manusia yang memiliki perilaku dan moral yang dalam dan juga termasuk salah satu orang yang tetap taat beragama. Ia menolak seluruh ajaran yang beranggapan bahwa jabatan lah yang mendominasi semuanya, bukan agama dan moralitas. Ia hidup dengan sebuah philosophy sederhana  bahwa ; “tuhan menolong mereka yang menolong diri mereka sendiri”. Dari sinilah kemudian uang kertas menyebar ke beberapa Negara lain dan menjadi sebuah benda yang memegang kunci krusial dunia di abad 19 dan 20 masehi, membawa keuntungan untuk beberapa orang dengan kepraktisan yang ia miliki
Setelah ini sama dengan emas, kertas menjadi sebuah benda yang menyebar dengan sangat luas sebagai alat tukar (uang). Kertas memperluas manfaat uang ke beberapa llini sector lainnya dan membawa perekonoimian dunia pada sebuah system pasar yang baru. Tidak hanya itu kertas juga memberikan beberapa aplikasi dan pengguna baru dalam system ini. Seiring dengan bertumbuhnya tekhnologi, cara berfikir manusia akan uang kertas ini pun semakin kompleks. Hal ini dikarenakan uang kertas bisa berasal dari mana saja yang tentu sulit untuk dicari hubungan dan relasi diantaranya, apalgi jika ditanya bentuk untuk urannya di Negara lain tentu tidak sama.
Karenanya sempat terdapat beberapa isu tentang simplifikasi uang kertas di berbgai belahan Negara, sebut saja Rusia yang sempat membuat system penyama rataan seratus dengan dengan satu Novgorod ruble pada tahun 1535. Hal ini kemudian diadaptasi dan dikembangkan kembali oleh Peter dengan mengganti denga ke kopek. System ini berhasil bertahan hingga abad 20 masehi.
Tidak seperti emas dan perak yang memiliki nilai yang sama di Negara dan kerajaan manapun, uang kertas memiliki nilai yang berbeda – beda di tiap daerah. Hal ini dikarenakan bahan baku mereka (kertas) merupakan sesuatu yang saat ini mudah untuk diperoleh, yang membedakan mereka hanyala nilai dan kandungan yang berada di tiap lembarnya. Kembali merujuk paragaf sebelumnya, tidak peduli seberapa pun rasionalisasi system yang dibuat rusai untuk melakuakn simplifikasi ini, tak satupun Negara monarki di dunia ingin mengadopsi system tersebut.
Kebanyakan Negara monarki tersebut menolak system decimal currency, mereka lebih memilih menggunakan system yang lama karena lebih mudah untuk melakukan interfensi dan manipulasi meski sering membuat beberapa masalah.  Sadar akan hal ini, amerika sebagai Negara yang dikenal sebagai bapak uang kerts berusaha untuk mencari sebuah system baru yang dapat menutupi kekurangan uang ketas ini.
Di tahun 1782, menteri keuangan amerika serikat mengirim surat pemberitahuan kepada presiden dan para anggota dewan kongres Washington, surat itu berisi suatu rekomendasi dari para ekonom untuk mempertimbangkan amerika serikat mengadopsi system currency of decimal seperti yang pernah digunakan Rusia. Disebutkan pula beberapa contoh dalam tersebut seperti membagi dollar menjadi sebuah satuan yang lain. Thomas Jefferson kemudian mmberikan rekomendasi tambahan bahwa nilail terkecil dari seratus dollar dapat di sebut dengan sebutan lain yakni cent. Kata cent diambil dari bahasa latin yang berarti seratus. Setelah mengadakan rapat dan penelitian akhirnya para kongres mengabulkan rekomendasi ini dengan menerbitkan uang logam kembali pada 2 april 1792.
Karena Rusia hanya mendesimalkan ruble saja, dengan menghubungkan koin mereka dengan koin yang lain, system ini belum bisa dikatakan sitem decimal secara keseluruhan. Amerika serikat menggunakan system system yang menggabungkan decimal moneter secara keseluruhan untuk yang pertama kali.
System ini kemudian banyak dianut oleh beberapa Negara kala ini. Sebut saja dollar spanyol yang sekarang memilkiki nilai yang sama dengan delapan reales

Petaka Lembaga Keuangan intermediet
B ank memiliki banyak pengertian, namun pada dasarnya bank adalah sebuah lembaga keuangan intermediate yang memiliki fungsi menghimpun dana dari para nasabah dan menyalurkan mereka kepada para peminjam. Lebih dari itu bank memiliki banyak kelebihan dan manfaat bagi para masyrakat awam, hal ini dikarenakan bank memberikan beberapa pelayanan public saat ini seperti menyediakan tempat pembayaran dan sebagai sarana kosultasi bagi beberapa masyrakat yang minim pengetahuan akan financial system.
Selain karena manfaatnya bank juga penting untuk beberapa Negara di era modern ini, salah satunya adalah sebagai sabuk pengaman bagi para pengambil kebijakan moneter, penyedia likuiditas bagi lembaga keuangan lain dan juga sebagai stabilisasi perekonomian suatu Negara.
Bank pertama kali lahid di London pada abad ke 19 masehi dengan membuat system moneter uang kertas berdasarkan pada emas. System ini lah yang kemudian menyebar secara luas dan cepat di dunia lain dan menjadi system global complete keuangan di dunia. System ini membawa para bankers dan perputaran uang kertas langsung kepada masyrakat.
Dan dalam global system yang dibuat oleh system bank ini uang kertas yang dibuat oleh British dan Dollar amerika serta bersama invisible money yang dibuat akun akun bank membawa system bank ini pada puncak sejarah ekonomi dunia.
Di pertengahan abad ke 19, para pemerintah eropa mulai menyadari bahwa mereka mulai kekurangan supply emas akibat system bank ini. Tidak dapat membeli tanah – tanah dan memberikan bantuan bantuan seperti yang biasa dilakukan Negara – Negara monarki sbeelumnya dan ketidak mampuan untuk mencetak uang sesuka hati mereka  seperti sedia kala, oleh karenanya pemerintah meras penting untuk mencari jalan keluar bagaiamna cara untuk membuat mereka menjadi kaya kembali. Jika emas adalah sebuah benda yang sangat berharga di banding dengan currency, maka untuk mencetak uang llebih banyak mereka membtuhkan emas yanglebih banyak pula. Sehingga para peerintah dunia mulai mengerahkan para penjelajahnya untuk mencari tambang emas yang baru. Setelah mengalami pencarian yang amat panjang akhirnya mereka menemukan beberapa tambang emas baru di afrika utara, Siberia, dan Yukon. Pada zaman itu amerika serikat adalah pemegang emas terbanyak karena mendapat supply emas dari wilayah California yang belum lama ini diambil dari mexico.
Sehingga pada abad ini seperti yang pernah dijelaskan di paragraph seblumnya juga banyak terjadi perang dan penguasaan, semua demi mendapatkan lading emas yang baru. Hanya amerika yang mampu bertahan dari apra gempuran bangsa – bangsa eropa ini. Karenanya untuk sebagian besar orang awam, abad ke 19 adalah masa – masa terburuk manusia untuk hidup. Selain karena perang ini membutuhkan biaya yang besar, jumlah biaya yang harus di keluarkan juga terus bertambah secara konstan dari tahun ke tahun. Sehingga dana pemerintah untuk biaya perang semakin besar sehingga malah makin menimbulkan tekanan yang buruk pada persediaan emas mereka.
Sehingga setelah perang usai pada tahun 1931, Britain secara permanen mengumumkan kepada dunia untuk merubah currency mereka dengan erujuk kembali pada keterwsediaan emas mereka ( gold standard). Gold standard yang dibentuk oleh pusat internasional currency system bank of England ini lantas menjadi sitem yang pertama menghubungkan financial dunia. Kali ini sitem bank kembali ber evolusi, bank bukan hanya sekedar tempat menyimpan dan meminjam uang.
Demikian beberapa penjelasan tentang evolusi koin sehingga menjadi uang kertas. Uang kertas dianggap lebih mudah dan disenangi oleh banyak orang karena kemudahan dan kpraktisannya dalam melakukan proses jual beli sehari – hari ataupun proses penghitungan keuangan lainnya. Namun demikian uang kertas tetap memiliki beberapa kelemahan sehingga perlu diadakannya beberap penyesuaian seperti penyatuan dicemal moneter yang dilakukan ameriak serikat. Selain itu penggunaan uang kertas juga telah menimbulkan beberapa praktik baru dalam sejarah perekonomian dunia termasuk diantaranya lembaga keuangan yang disebut bank. Bank ini lah yang kemudia menjadi penyeimbang system antara uang kertas dan uang logam dengan menggunakan system gold standard nantinya.

UANG BANK : Uang Masa Depan?

we invented money and we use it, yet we cannot understand its laws or control its action. It has a life its own
-LIONEL TRILLING
Perkembangan alat tukar lantas tak berhenti begitu saja. Seiring dengan berjalannya waktu tekhnologi manusia juga mengalami kemajuan yang amat pesat, termasuk dinataranya kemajuan dalam bidan ekonomi. Setelah ditemukannya beberapa alat komunikasi jarak jauh seperti telegraph, banyak orang mulai berfikir bagaimana cara untuk menciptakan sebuah uang yang bekerja dengan system elektrik. Namun penggunaan mesin telegraph ini tidak banyak membantu mempercepat laju keluar masu uang seperti yang diharapkan. Tidak sampai era perang ke dua selesai dan ditemukannya tekhnologi kartu kredit.
Pada tahun 1960 era bank elektrik mulai menunjukkan rekasinya ketika perusahaan Amerika express menggunakan kode tinta magnet untuk beberapa cek berjalan sehingga menghasilkan proses transaksi yang lebih cepat. Hal yang lebih mengejutkan lagi dating pada tahun 1972 keteika bank sentral san Francisco melakukan sebua pengujian pembayaran transaksi elektrik dengan menggunakan kertas cek untuk tiap transaksi mereka dengan beberapa bank cabang di amerika serikat, akan tetapi percobaan ini belum mengalami kesempurnaan karena sempat mengalami beberapa kali kegagalan. Proyek ini kemudian diteruskan pada tahun 1980 ketika dewan congress menyetujui monetary control act dengan menyetujui pelebaran uang elektrik dakam jaringan termasuk diantaranya kedalam institusi keuangan yang langsung berhubungan pada federal reserve
Dengan kemajuan tekhnologi yang sangat luar biasa, federal reserve akhirnya mampu melebihi kecepatan transfer yang dilakukan oleh manusia biasa dengan menggunakan tape, dan computer mereka kini mampu mengirim informasi tentang sebuah transaksi secara langsung, cepat dan praktis melalui jaraingan telepon. Hal ini kemudian menjadi awal terbentuknya uang elektrik yang sempurna di awal era 1990 an
Setelah itu di tahun 1992, dua puluh tahun setelah diciptkannya federal computerized system, jaringan ini mampu membawa 67 juta transfer tiap harinya dengan total dollar yang dibawa sebesar 200 triliun uang elektrik dollar. Kemajuan itekhnologi tentu sangat membantu system perbankan dunia karena membantu proses transaksi lebih cepaat, membantu proses pencatatan lebih mudah dan dapat melihat transaksi dunia dalam jumlah besar secara bersamaan, hal ini menambah tingkat kredibilitas dan profesionalisme para ekonom di bidang bankers. Para konsumen juga tentu mendapatkan keuntungan akan hal ini, kini mereka dapat memberikan banyak layanan khusus layaknya sebuah cek berjalan namun dengan kecepatan transaksi uang yang lebih cepat.
Uang elektrik ini mengalami evolusi yang cepat tergantung dari Negara tempat tekhnologi itu berasal. Sebagai contoh misalnya jerman adalah Negara yang lebih senang melakukan transaksi menggunakan kartu debit dan menggunakan kartu kredit untuk beberapa keperluan saja, penggunaanya lebih sedikit disbanding penggunaan kartu kredit masyrakat amerika. Bangsa eropa misalnya, mereka tidak pernah mengenal tekhnologi cek, sehingga melakukan beberapa loncatan evolusi mata uang dari uang cash biasa menjadi kartu elektronik. Berbeda dengan jepang, warga jepang justru malah tetap senang melakukan transaksi sehari – hari menggunakan uang cash
Proses adaptasi dan penerimaan masyrakat dunia terhadap uang elektrik ini juga termasuk kategori yang cepat.. di jepang pada masa era 1990 an hanpir 100 % para pekerjanya menerima upah bukan dam bentuk cash seperti biasa, melainkan dalam bentuk deposito automatic, dan hamper 90 % para pekerja di belahan bumi eropa barat juga mengalami perlakuan yang sama.
Di amerika sendiri pada tahun 1990 an penggunaan kartu elektronik secara massif menggantikan government check dan food stamps. Kemajuan tekhnologi ini membantu amerika dari banyak segi termasuk dalam pembayaran pajak dan pembelian barang – barang lain.
Setelah ini perkembangan uang elektrik tidak berhenti. Para peneliti dan ekonom terus berfikir hingga pada akhirnya terciptalah suatu bentuk fungsi baru dari uang elektronik ini. Fungsi baru tersebut adalah kemampuan sebuah nasabah uyntuk emnarik uang cash mereka dari sebuah mesin. Namun bukan berarti system ini tanpa sebuah celah.
Faktanya penggunaan uang eletrik ini ( baik akrtu debit atau kredit ) menggunakan jaringan telepon sebagai sarana pengirimnya. Hal terburuk bisa saja terjadi jika dalam melakukan proses transaksi terjadi crash atau kerusakan pada system jaringan telepon tersebut.  Dan ketika hal ini terjadi tentu akan terjadi kepanikan pada seluruh manusia yang menitipkan uang mereka di bank, karenaw bisa saja data – data akun ataupun proses transaksi mereka hilang dan lenyap begitu saja, ingat bahwa hanya ada 8 % jumlah dollar yang beredar di seluruh dunia.
Oleh karenanya di sinilah letak penting peran pemerintah, terutama abgi insititusi yang mengatur kebijkan moneter di Negara tersebut, seperti bank sentral mislanya. Dalam praktikknya nanti bank sentral memilki berbagai peran strategis untuk menjafa kestabilan ekonomi di Negara tersebut. Salah satu perannya adalah pengawasa terhadap bank – bank komersial, sehingga ketika terjadi kejanggalan pada usatu bank dapat dengan cepat di tindak lanjuti untuk menghindari kehjadian kejadian yang tidak di ingingkan, sperti hyperinflasi misalnya yang sering melanda beberapa Negara berkembang baru – baru ini.

Setelah adanya bank dan uang kertas yang makin menjamur di kalangan dunia saat ini, uang kertas menjadi sesuatu yang sangat besar dampaknya bagi suatu perekonomian Negara. Karena dengan jaminan sebuah Negara, uang kertas ini kini menjadi sebuah alat tukar yang memiliki nilai yang sama dengan emas. Padahal tidak seluruh reserve uang kertas yang beredar di pasar adalah emas seperti yang tertera dalam gold rules diatas. Cadangan reserve (devisa) sebuah Negara boleh jadi malah mata uang kertas Negara lain, sehingga terkesan ada double counting dalam system perbankkan ini. Kebanyakan Negara menyimpan cadangan devisa mereka dengan dollar amerika.
Setelah perang dunia ke dua, amerika memang memegang hampi setengah jumlah emas di dunia. Sebagai Negara pemenang perang tentu ia memiliki hak – hak istimewa dalam politik dan ekonomi, termasuk diantaranya menjadikan dollar sebagai alat tukar dunia. Hal ini tentu membuat rusak keseimbangan yang telah di buat sebelumnya. Bayangkan apa yang akan terjadi jika seluruh para nasabah menarik uang mereka secara serentak. Seperti yang pernah di sebutkan diatas pula bahwa dalam faktanya dollar Amerika hanya beredar 8% di seluruh permukaan bumi, 92 % sisanya hanyalah angka – angka yang tertera pada akun akun dalam chip computer bank.
Uang kertas pada masa kini memiliki banyak bentuk. Tak hanya yang resmi di ciptakan oleh Negara saja, uang kertas juga dapat berupa surat – surat berharga lain seperti stock saham ataupun surat – surat jaminan yang beredar di stock market. Hal ini tentu makin menambha kompleks system perekonomian di dunia. Maka tidak heran jika beberapa tahun belakang umat manusia sering mengalami guncangan yang hebat dalam system perekonomian mereka. Sebut saja krisis yang melanda Negara – Negara di belahan dunia secara massive dan global. Krisis Asia di tahun 1997 – 1998, krisis di eropa subprime tahun 2008 atau bahkan krisi yang terjadi di Indonesia baru – baru ini.
Kesemuanya adalah sebagai akibat ketidak stabilan perekonomian yang menghancurkan perekonomian suatu Negara melalui currency. Mata uang Negara yang terkena krisis menjadi semakin tidak berharga, sehingga sebagai dampaknya para rakyat harus mengalami penurunan daya beli dan memiskinkan mereka kembali ke jurang yang lebih dalam. Parahnya lagi apabila krisis ini menimpa Negara – Negara berkembang.
Uang modern kini tak lagi berbentuk kertas. Dalam beberapa kasus uang modern bisa berupa kartu yang memilikisaldo setara dengan uang kertas bank yang ia tanam dalam suatu bank komersil. Melalui kartu ini kini para manusia dapat melakukan transaksi jual beli dengan lebih mudah dan efisien. Lantas pertanyaanya, apakah hal ini akan aman – aman saja?
Hal ini tentu pernah menjadi sebuah perdebatan yang besar pada zaman dahulu, dimaan uang bank ( uang kertas ) yang kini jumlahnya telah melebihi jumlah emas atau logam berharga yang menjadi jaminannya. Sebut saja pada era tahun 17 masehi ketika banyak para ekonom mulai menyadari bahwa supply uang yang di keluarkkan oleh bank komersil Britain telah mengalami pertumbuhan yang amat pesat, bahkan melebihi stock koin yang di miliki seluruh rakyat dari Negara itu.
Sehingga pada saat yang sama pula Adam smith memberikan komentarnya terhadap peristiwa tersebut dalam bukunya yang berjudul Wealth of Nations yang di terbitkan pada tahun 1776. “bank money clearly exceeded metallic money, a milestonein world monetary history.” Hal ini kemudian kembali di perjelas oleh seorang penulis dari zaman pertengahan abad 17 yang melakukan penelitian dari segi makro ekonomi Sir William Petty ( 1623 – 87) seorang polymath, professor of anatomy di oxford, pemain alat music, penemu, sekaligus anggota dari para bangsawan elit dalam kaum politisi ekonomi. Dalam bukunya yang berjudul Quantulumcunque concering money ( 1682) ia mengemukakan “ we must erect a bank, which well computed, doth almost double effect of our coined money”
Dan memang ternyata keberadaan uang kertas dan bank – bank dalam sejarah perekonomian uamt manusia telah mengubah beberapa system. Selalu ada pro dan kontra akan penggunaan uang kertas seperti saat ini atau kembali menggunakan mata uang yang telh terstadarasisasi secara global, emas?. Option emas kembali muncul karena dirasa emas memiliki bentuk dan nilai yang tak berubah – ubah sepanjang waktu, tak sperti pesaingnya uang kertas yang nilainya bisa saja berubah oleh banyak factor dan tidak bisa diterima secara luas karena tiap Negara memiliki uang kertasnya masing masing.
Di pembahasan – pembahasan sebelumnya juga telah di tegaskan bahawa emas mulai berkembang pada abad 7 masehi dan nilainya memiliki besara yang tetap megikuti pola gold standard yang kemudia konsep ini mulai di kembangkan oleh Alexander dan kemudai hari oleh bangsa Roma dan kasisr Byzantine. Namun dengan seiring berjalannya waktu kertas jaminan emas oleh bank menjadi popular di kalangan rakyat London. Hal ini terus berkembang hingga mengalami bentuk sekaran yang memiliki banyak celah ketidak stabilan
Pada tahun 1984 – 1985 Bolivia tengah mengalami kondisi ekonomi yang sangat sulit. Sesui dengan teori yang kita bahas sebelumnya, Bolivia juga tengah mendapati krisis currency yang sangat luar biasa, hingga orang ekonomi mengatakogorikan kondisi Bolivia saat itu sebagai suaut kasus Hyperinflation. Perekonmian Bolivia tidak berjalan sebagaimana mestinya, pada saat itu system jual beli dalam perekonomian hanya menerima uang tunai ( cash basis ). Pada saat itu tak seorangpun menerima pembayaran dengan check atau kartu kredit karena proses clearance yang memakan waktu terlalu lama. Sebagai konsekuensinya tidak satupun warga yang menaruh uangnya dalam bentuk deposito di bank, sehingga bank kesulitan mecari dana tambahan dan mengalami kesulitan pula dalam emnentukan tingkat suku bunga mereka masing – maisng. Sehingga terjadilah fenomena yang biasa kita kenal sebagai kredit macet.
Hyperinflation bagai sebuah penyakit yang menyerang manusia pada umumnya. Laksana virus ia memiliki beberapa pola dan ciri ciri ketika mulai masuk dan mengerogoti tubuh manusia. Adapaun beberapa ciri dan pola ketika suatu Negara mengalami hyperinflation adalah bank komersil mulai mengalami kegagalan dalam melakukan financing mortgages. Tidak peduli rakyat biasa atau pun para pebisnis ulung harus membayar bangunan yang terlanjut ia bangun. Sehingga mereka harus dengan cepat membeli seluruh peralatan dan bahan bangunan sperti semen, genteng, kayu dan lain lain begitu mereka mendapatkan dana cash. Karena ketika hyperinflation terjadi tidak ada lagi fixed income bagi masyrakat. Sebagai contoh mereka yang telah mendaptkan dana pension ataupun dana pengunduran dini akan merasakan pengurangan nilai dari pembayaran yang mereka terima hanya dalam beberapa bulan saja. Dan meskipun pemerintah telah memberika beberapa pencegahan dan penanggulangan, tidak akan terlalu memberi manfaat yang berarti karena bisa saja hanya dengan beberapa mingguhyperinflation dapat mengurangi nilai uang anda sampai dengan 99%.
Para petani yang dating ke pasar – pasar tradisional Bolivia untuk menjual hasil panen mereka tidak bisa membawa banyak uang ke rumah mereka. Dan ketika mereka memutuskan untuk pergi ke pasar yang lain mereka menukan penurunan harga beli yang sangat besar yang tidak memungkinkan mereka untuk melkaukan jual beli. Karena mereka harus segera membelanjakan seluruh income yang mereka dapat saat itu juga, atau tidak mereka akan mengalami penurunan daya beli esok harinya. Itulah mengapa pada saat hyperinflasi para masyrakat Bolivia tidak menerima pembayaran dalam bentuk lain selain daripada cash, karena semakin lama transaksi tersebut direkam semakin banyak pula penurunan nilai mata uang yang mereka alami.
Dari kesemuanya dolar amerika adalah barang yang paling laku saat itu. Hal ini dikarenakan nilai dari dollar amerika relative lebih stabil disbanding dengan currency mata uang Bolivia. Namn saat amerika tengah bertarung dengan inflasinya sendiri dekadei ini, dimana maerika harus kehilangan 3.6 % dari nilai mata uang mereka sebenarnya. Dan ketika dollar menajdi acuan dari currency beberapa Negara lain dalam pengukuran mata uang, maka bayangkan saja apa yang terjadi dengan Negara yang juga tengah di landa krisis seperti Bolivia? Berdasarkan perhitungan matematis, Bolivia mengalami penggurangan mata uang dari nilai sebenarnya sebanyak 24000 %, dan nilai ini terus bertambah hingga ke titik 40000%. Hal ini terjadi dua kali dalam sehari, yakni di pagi hari dan di kala senja.
Demikian beberapa keuntungan dan kelebihan dari uang bank yang telah kita guanaklan hingga saat ini. Setelah ini pu n evolusi dari alat tukar ini tidak mengalami perlambatan dan diam di sini saja, lebih lanjut nanti aka nada beberapa system baru keuangan yang akan mempermudah kembali system transaksi manusia, namun bukan berarti tanpa resiko. Sebut saja pengguanan mata uang Euro oleh gabungan Negara – Negara di belahan bumi eropa. Hal ini terjadi pada tahun 2002 ketika dua belas Negara yang mewakili 300 juta penduduk setuju untuk melakukan perjanjian pelepasan mata uang Negara masing – masing dan menggantikannya dengan mata uang yang lain dan di kenal dengan sebutan Euro.
Pada awalnya system ini memberikan jaminan yang terlihat Nampak baik dan kuta, bagaimana tidak nilali mata uang mereka langsung lebih kuat disbanding dengan mata uang adi kuasa amerika serikat. Namun sayangnya hal ini tidak bertahan lama, ketika amerika terkena dampak krisis subprime di tahun 2008, eropa menjadi salah satu bagian Negara uang paling parah terkena dampaknya, termasuk yunani.
Sampai sekarang para ekonom terus mengalami penelitian untuk mencari suatu system baru dalam rangka menutup kekurangan yang  sering terjadi di beberapa tahun belakang ini. Antara penggunaan uang kertas dan uang emas pun masih menjadi salah satu perdebatan panajang yang berlangsung hingga saat ini,  kedua benda memiliki kelemahan dan kekurangannya masing – masing. Namun satu hal yang pasti hingga sekarang. Manusia dengan ini tak bisa melepaskan diri dari ketergantungannya terhadap alat tukar, terlepas dari apa pun bentuknya alat tukar kini telah menjadi sebuah kebutuhan pokok bagi kehidupan manusia, dulu hingga sekarang
REFRENSI
Graber, david (2011). “Debt the first 5000 years”. New York. Brooklyn..
Davis, Gyln (1994). “money from ancient times to present day” wesminter. House of lords
Chrown, John F (1994). “history of money from AD”. New York. Routledge
Hanna, Neev (2002). “money, land and trade an economic history of the muslim    Mediterranean”. New York.  IB Tauris
Fergusson, niall (2008). “financial history of the world”. New York. Penguin press
Bersntein, Peter L (2008).”a primer on money banking, and gold “. Canada. Random house
Weatherford, Jeck (1998). “The history of money”. New York. Crown Publisher
Miahkin, F.S (2004).”the economic of money banking and financial market”. Pearson. Boston




[1]GAMBAR 1 : Proses Evolusi alat tukar sebelum uang kertas

Sabtu, 28 Desember 2013

LIRIH NILAI PANCASILA : TINJAUAN ULANG TRAGEDI AMBON 1999


sumber gambar: http://watatita.wordpress.com
Jika Indonesia terkadang membingungkan, itu karena nasionalisme disini mengandung sebuah paradox, jika ia menyebabkan kita merasa akrab dengannya, itu juga karena paradox yang sama. Ia menyatakan pendapat yang partikular tapi juga menghimbau ke yang universal”[1]

LATAR BELAKANG : Sendu Pancasila
B
egitulah seuntai kalimat pembuka dari Gunawan Mohammad selaku penulis senior Indonesia. Nasionalisme kita paradox. Makin tidak jelas terombang – ambing samudera luas, tidak tahu mau kemana, sang Nahkoda kapal juga bingung apalagi awaknya. Pancasila ibarat lampu suar sudah seyogyanya memberikan arahan bagi kapal – kapal Indonesia untuk kembali pulang ke tanah air tercinta, sebagai “guidline” pedoman utama mereka yang senantiasa membimbing kita pada tanah air nasionalisme itu sendiri. Atau sebagai rel kereta yang setia menunjukkan, mengarahkan, membimbing dan membatasi gerak masinis sehingga jelas arah dan tujuan perjalan kereta.

Nasionalisme bukan hanya sekedar cinta tanah air. Tapi juga merasa senasib sepenanggungan, mau melihat sanak saudara dibelahan pulau beda, saling membantu, serta menolong satu sama lain. Persis sila ketiga “Persatuan Indonesia”. Bukannya Indonesia pun lahir oleh sebab luka yang sama? Perasaan senasib setelah 3 abad dikekang oleh bangsa lain, dirampas seluruh kekayaanya, batin, jiwa, raga, serta tanah dan isi – isinya. Bukankah ini alasan utama para pejuang kita meruncingkan bambunya? Padahal Jika kita mau menilik lebih jauh kalimat pembuka diatas akan ada makna kata “universal”, milik bersama. Memang benar nasionalisme lahir dari individu – individu yang berbeda namun itu semua untuk kepentingan bersama. Kepentingan tanah air

Mau tidak mau, suka tidak suka Pancasila adalah harga mati bagi nasionalisme Indonesia. Mengapa demikian? Selain karena alasan diatas, pancasila merupkan suatu nilai yang lahir dari banyak Founding Father bangsa. Nilai – nilai yang terkandung didalamnya adalah nilai murni yang belum terkikis oleh derasnya arus zaman. Nilai yang terbentuk dari semangat “Nasionalisme” MEMPERSATUKAN BANGSA. Tak ada lain nafsu para Founding Father kala itu, selain daripada mempersatukan Nusantara dalam nama Indonesia, dalam warna Merah – Putih, dan dalam naungan ibu pertiwi. Sebab itu ada kalimat “Bhineka Tunggal Ika” pada Garuda yang bertanggar di gedung – gedung Negara.

Namun demikian terenyuh batin ini ketika mengingat fakta yang terjadi sekarang.  “… warisan luhur yang dipuji berbagai tokoh dunia itu dianggap sudah apak-basi…. Dianggap tidak relevan. (pancasila) tidak hanya dihayati, dihafalkan anak sekolah pun tidak, apalagi dipraktikkan dalam praksis kehidupan bernegara dan bangsa” ( St.Sularto:2010)[2] . yak benar! Warisan luhur kita ini mulai tak dianggap, banyak masyrakat Indonesia yang mulai tak paham dengan nilai asli Pancasila. Lebih dari itu upaya perwujudan nilai – nilai pancasila selama ini terkesan setengah hati, … “kalaupun dibahas malah semakin dijauhkan, diletakkan di ruang – ruang sempit dan pengap, jauh dari pesona panggung, yang memang dibajak oleh para petualang politik yang hidup dari oportunitas harian… lebih tidak adil lagi jika pancasila sampai dijadikan kambing hitam atas segala kemacetan dalam bidang social, politik, ekonomi dan keamanaan selama ini” (Rikard Bagun: 2010).[3]

Padahal kita sadar sendiri pengaruh sebuah bangsa yang mulai kehilangan dasar Negara (Pancasila)nya. Lebih – lebih macam Republik pluralistic ini, bisa terancam tamat dan bubar jika tidak ada ukuran dan acuan berpikir serta berperilaku satu. Sepenting itukah pancasila? Ya sepenting itu! Kehilangan dasar Negara sama saja dengan rumah yang kehilangan tiangnya, ia akan ambruk, jatuh lantas roboh tak berbekas

Tidak ada lain selain nilai - nilali pancasila yang menjadi ikatan bagi masyrakat Indonesia, sebuah perekat yang menyatukan keberagaman sabang – marauke, miangas – rote. Maka ketika nilai – nilai ini telah terkikis dan tak lagi diindahkan maknanya tak terpikirkan yang akan terjadi pada Republik ini. Dan pembiaran segala perilaku – perilaku bangsa yang mengarahkan kita pada kondisi ini bisa saja kita artikan sebagai kelengahan social, ya?


TEORI IKATAN SOSIAL - EKONOMI : Dasar pemikiran
Dipandang dari segi manapun ekonomi dan masurakat selalu berhubung. Dalam persamaan teori klasik ekonomi, dikatakan sebuah pendapatan Negara (Y) adalah total dari penjumlahan konsumsi (C), investasi (I), Government expenditure (G), dan trade balance (NX)[4]. Disebutlah konsumsi sebagai salah satu komponen pendapatan nasional. Jumlah konsumsi ini tergantung dari jumlah penduduk suatu wilayah, demikian besar kecilnya penduduk mempengaruhi variable konsumsi. Sehingga penting bagi kita untuk menghitung jumlah penduduk terlebih dahulu sebelum menetapkan besarnya variable konsumsi. Di Indonesia penghitungan jumlah penduduk yang berkala di sebut dengan istilah Sensus Penduduk (SP).

Tidak hanya itu, berdasarkan ilmu demografi jumlah penduduk suatu wilayah dapat dipengaruhi oleh beberapa factor. Yakni Fertilitas (kelahiran), Mortalitas (kematian), Migrasi masuk, dan migrasi keluar. Keempat variable ini turut menentukan jumlah penduduk disautu wilayah[5]. Sehingga jelas nanti dampak dari pengurangan dan penambahan dari tiap – tiap variable bagi pendapatan Negara.

Lebih lanjut dijelaskan ada tiga variable penentu nasib bangsa Yakni demografi, sejarah, dan geografi[6]  (Dorodjatun:2012). Bentuk demografi penting mempengaruhi income suaut wilayah, demikian juga dengan demografi dan sejarah wilayah itu sendiri. Salah satu contoh kesempatan masa depan yang dapat diraih Indonesia dalam masa depan adalah “windows of opportunity” yakni kondisi dimana golongan muda akan lebih banyak dan produktif dibanding dengan golongan non – produktif ( tua dan anak – anak)

Namun demikian semua proyeksi pertumbuhan ekonomi diatas tidaklah berarti apa – apa jika masyrakat yang dimaksud tidak dapat berjalan secara beriringan. Bagaimana bisa suatu wilayah maju jika selalu saja ada pertikaian diantaranya. Karenanya suatu ikatan social ( Pancasila ) penting bagi Indonesia untuk menjamin keselarasan tersebut.

“Law of Peoples” lebih lanjut menyatakan bahwa masyrakat sudah sepatutnya mematuhi segala peraturan yang berlaku, mengerti bahwa seluruh masyrakat adalah memiliki kesamaan hak, menolak segala bentuk KEKERASAN kecuali untuk melindungi diri dan senantiasa menghormati hak asasi manusia. [7] mengapa harus demikian? Karena pada hakikat sederhananya manusia adalah makhluk social, yakni makhluk yang hidup secara berkelompok dan tak mampu hidup sendiri. Mereka hidup dengan membentuk grup – grup untuk MEMECAHKAN MASALAH BERSAMA, memaknai arti hidup , hingga sampai dengan menghabiskan waktu bersama untuk bersenang – senang. Kesemuanya adalah kegiatan dan pengalaman manusia sesuai dengan hakekatnya[8]

Kesemuanya ini kemudian didukung oleh dua peneliti politik dan ekonomi Robinson dan Acemoglu[9]. Mereka telah melakukan penelitian dan menyimpulkan bahwasanya kegagalan suatu Negara lebih sering disebabkan oleh dua sebab, Politik dan Ekonomi. Dua factor utama inilah yang kemudian menyebabkan suatu Negara menemui kemunduran

Demikian dasar pemikiran yang telah terkumpul. Baik dari segi social dan ekonomi dapat kita katakan adalah sebuah satu kesatuan. Seberapa baik asumsi – asumsi yang didirikan oleh para ekonom tidak akan berhasil apabila tak didukung ikatan social yang baik. Dan manusia sebagai makhluk social sudah sepatutnya sadar dan mendukung hal tersebut sebagaimana disebutkan dalam hukum Law of people’s

KONFLIK SOSIAL : Studi kasus tragedy Ambon 1999
"Yang jelas merah putih harus berkibar di seluruh tanah air, itu bendera kita dan daerah bisa saja memiliki lambang tetapi sesuai ketentuan yang berlaku, ketentuan Undang-undang, semangat serta jiwa bahwa hanya ada satu bendera kedaulatan kita, yaitu sang merah putih," _( Susilo Bambang Yudhoyono)[10]

Kalimat diatas terlontar oleh orang besar bangsa ini, bapak Yudhoyono. Presiden Indonesia ini mulai mencak – mencak ketika mendapat laporan tentang Gerakan aceh merdeka yang masih belum rampung – rampung juga. permasalahan nilai pancasila memang belum terpecahkan hingga sekarang. Masih juga jadi bobot dan momok bangsa.

Kita tidak membicarakan konflik GAM yang terjadi di Aceh beberapa tahun lalu. Jauh sebelumnya, kira – kira 14 tahun silam di kepulauan Maluku terjadi konflik yang lebih berdarah. Hanya dalam waktu kurang dari satu tahun ribuan orang dilaporkan meninggal dunia, ratusan orang luka – luka, belum lagi kasus penculikan, perusakan barang public dan kasus perkosaan. Menambah rusuh kota kecil itu

Banyak masyrakat menyebutnya dengan tragedy Ambon 1999. Dinamai ambon karena memang disanalah pusat konflik antarwarga yang terbesar. Kekeacauan di salah satu Provinsi tertua Indonesia ini menemui titik puncaknya kala dua golongan islam dan Kristen mulai saling – serang, tak tanggung – tanggung senjata yang digunakan mulai dari senjata tajam hingga senjata api rakitan. Senjata – senjata berbahaya yang mampu penghilangkan nyawa manusia dalam sekejap.

Menurut Zulkipli dalam thesisnya, tragedy ini semakin menjadi – jadi oleh sebab gagalnya mediasi antara kedua belah pihak, dan pemerintah sebagai pihak fasilitatornya pantas untuk dinyatakan gagal, mengapa?[11] Karena dalam penentuan keputusan perjanjian terdapat indikasi pemerintah cenderung memihak suatu golongan. Pemerintah tidak netral. Kedua dalam diskusi persidangan sang pemerintah juga tidak focus pada akar kasus permasalahan, sehingga perdebatan menjadi panjang dan melelahkan. Oleh karenanya dalam thesis tersebut sang penulis mengajukan NGO’s ( Non Governmental organization ) sebagai fasilitator dan penengah netral antara kedua kubu tersebut. Karena berdasarkan penilitian dia pihak ini lah yang mampu memecahkan ketegangan antara kedua belah pihak dengan lebih efisien

Namun apa yang sebenarnya terjadi pada Ambon kala itu? Mengapa hingga bisa timbul perpecahan dan kengerian seperti itu. Peristiwa ini mungkin tak diketahui banyak pemuda sekarang, karena tragedy ini hamper bertepatan dengna peristiwa besar lainnya yang menimpa Indonesia kala itu. Yakni bencana krisis moneter.

Demikian peristiwa ini tetap saja merupakan sebuah aib dan sebuah pelajaran besar bagi Negara muda ini. Pelajaran yang harus dibayar oleh ribuan nyawa. Untuk mengetahui lebih jelas tentang peristiwa yang terjadi mari kita mulai dari awal terbentuknya tragedy ini.

Pertama, “tidak ada yang mengira bahwa pertikaian antara warga ambon Jopie siya dan Fery Mual (keturunan ambon) dengan Usman dan Rasid Walla (keturunan Buton, bugis, dan makassar) yang terjadi di depan bioskop Victoria di perbatasan batu merah – mardika ambon pada 19 januari 1999 yang bertepatan dengan hari idul fitri satu syawal 1419 H,  berubah menjadi pertikaian dua kelompok besar. Mereka saling serang dan membakar rumah penduduk, mobil , dan barang public lainnya serta menyebabkan korban jiwa”[12]. Peristiwa ini dikenal dengan sebutan idul fitri berdarah

Hal ini terjadi karena terdapa desas desus isu SARA, yakni pengusiran kaum BBM (Batak, Bugis, Makassar) dari ambon sontak terdengar keras kala itu. Anehnya isu ini justru tersebar duluan dari kalangan Kristen, ada isu yang mengatakan bahwa doktirin ini malah berasal dari gereja. Tragedy idul fitri berdarah ini juga memiliki sebab akibat lain, yakni pemulangan 200 preman ambon dari Jakarta, peristiwa Wailite ( 13 desember 1998), peristiwa air bak ( 27 Desember 1998) dan peristiwa dobo (19 Januari 1999), hal ini kemudian dibenarkan juga oleh zulkipli.
Pada peristiwa wailite terjadi penyerangan besar – besaran pada penduduk sekitar. Masyrakat wailite yang mayoritas adalah BBM diserang habis – habisan oleh kampong hative basar (Kristen). Dengan bersenjatakan batu para penyerang tersebut membakar beberapa rumah warga wailite sehingga menyebabkan masyrakat wailite harus diusingkan ke tempat aman selama beberapa hari. Tidak ada kejelasan kembali tentang peristiwa ini, polisi juga Nampak ragu menginvestigasi, hingga pada akhirnya kaum Hative basar mengumumkan bahwa mereka tidak akan menerima kembali kaum BBM kembali ke desa wailite

Peristiwa air bak adalah peristiwa dimana hanya terdapat 8 penduduk muslim di desa tersebut. Konflik terjadi tatkala kaum muslim berusaha mengusir babi yang memasuki kebun mereka, hal ini memicu kemarahan kaum Kristen hingga terjadi aksi pelemparan batu. Tak ada penyelesaian kasus juga, warga muslim malah ditahan polisi.

Peristiwa yang terkahir adalah peristiwa Dobo. Peristiwa ini paling layak disebut sebagai cikal bakal terjadinya tragedy ambon. Bagaimana tidak pada kejadian kali ini dilaporkan lebih dari 10 korban meninggal dunia. Penyerangan lagi lagi dilkakuan oleh kaum Kristen. Selepas shalat idhul ied secara tiba – tiba terjadi penyerangan, korban jiwa diantara kedua belah pihak pun tak terelakkan. Selain korban jiwa terdapa juga peristiwa pembakaran puluhan rumah warga muslim yang terjadi di hari yang sama.

Rentetan 3 peristiwa diatas seolah – olah memang terlihat seperti terorganisir dan direncana, dimana para umat Kristen memang ingin mengusir kaum muslim BBM pergi dari Ambon dan Maluku. 3 peristiwa ini pulalah yang menjadi dasar dari terpecahnya tragedy idul fitri berdarah pada 19 januari 1999.

Kedua, hari – hari setelah januari  1999 terus dihadapai dengan pertumpahan darah. Dari hari kehari jumlah penyerangan yang terjadi dan korban yang berjatuhan makin banyak. Kali ini berita dan data berdasarkan catatan oleh MUI daerah setempat. Ada beberapa kejadian besar setelah bulan januari ini, yakni : peristiwa pengundangan makan bersama oleh panitia “damai” kepada warga muslim. Namun ternyata undangan makan tersebut hanyalah kedok semata, warga Kristen justru datang dengan persenjataan lengkap seperti panah, tombak dan lain – lain. Sehingga tempat yang awalnya dijadikan tempat untuk berdamai tersebut malah berubah menjadi medan pertempuran

Kemudian pada 4 Februari terjadi 3 kali penyerangan dalam sehari, penyerangan pertama dilakukan selepas umat islam megadakan shalat subuh. Kali ini korban banyak berjatuhan dari kalangan buton. Sebanyak 7 orang meniggal akibat serangan tersebut, salah satunya adalah anak – anak. Serangan kedua dilakukan jam 07.00 pagi, pembuat rusuh namun kemudian berhasil melarikan diri kedalam hutan. Pada peristiwa ini banyak kerusakan yang terjadi pada rumah penduduk. Kemudian tidak henti sampai disitu, pada pukul 10.00 WITA rumah – rumah penduduk mulai diserang satu per satu, dimulai dari lokasi yang terdekat dengan hutan

Jangan kira kerusuhan ini hanya berkisar pada panah, tombak, dan senjata rakitan saja. Dalam catatanya MUI local juga mencatat banyak peristiwa ledakan dan serangan BOM. Pada tanggal 14 terjadi pembataian juga di kepulauan Haruku, Maluku Tengah. Kali ini ada peristiwa mengejutkan lain, yakni turut terlibatnya beberapa aparat dalam proses penyerangan ini, belasan warga muslim terbunuh dan 40 lebih luka berat akibat terkena tembakan dan ledakan granat

Pada tanggal 23 Februari puluhan bom kembali dimuntahkan ke perkampungan yang mayoritas penduduk muslim di kota madya Ambon batu merah. Peristiwa ini menyebabkan banyak korban jiwa pula. Puluhan rumah rusak dan banyak korban luka – luka. Bahkan hingga maret 1999 peristiwa penyerangan – penyerangan serupa masih sering terjadi, tak pengap warga muslim di Provinsi ini menjadi merasa tak aman. atpemerintah yang terlalu besar dan koordinasi yang kalah rapi. Sehingga banyak dari mereka yang untuk sementara memutuskan untuk mengungsi dan pindah ketempat lain

Berdasarkan catatan MUI dan tim investigasi memang kerusuhan ini hingga bulan agustus 1999. Dan serangan yang terjadi serupa pula dengan cerita – cerita diatas, tak berbeda jauh. Warga muslim BBM masih saja terus diserang dan diancam untuk pergi dari Ambon. Banyak orang kala itu yang mengira pula kejadian ini sebagai salah satu bentuk era Reformasi di Ambon dimana banyak orang masih salah kaprah menanggapi makna arti “kebebasan” dan demokrasi


DAMPAK KASUS : Dalam aspek Ekonomi – Politik
Identitas dapat dikatan ibarat kain yang menutup ketelanjangan diri: bila demikianlah halnya, paling baik bila kain itu dikenakan longgar, sedikit seperti jubbah di padang pasir, yang masih bisa  menyebabkan keterlanjangan itu dirasakan, dan, kadang – kadang dapat ditilik(James Baldwin, The price ticket[14])

Identitas Maluku sudah tidak jelas, morat marit ndak karuan. Perpecahan antar umat beragama dan golongan makin terasa. Masyrakat mereka gagal paham memaknai arti perbedaan, arti persatuan, hanya ada kepentingan individu dan atau golongan. Kembali saya mengingatkan disini bahwa bisa saja mereka kita artikan tak meresapi indahnya nilai nilai pancasila, indahnya makna kata “Persatuan Indonesia”.

Seperti yang dijelaskan sebelumnya, tak perlulah saya mengingatkan anda kembali tentang masyrakat yang mulai melupakan dasar negaranya. Akibatnya benar nyata! Terjadi kemunduran perekonomian bagi Provinsi Maluku, hal ini disebabkan oleh karena berkurangnya masyrakat Maluku yang menopang roda kehidupan Provinsi tua ini

Banyak masyrakat BBM Muslim yang pada akhirnya memilih untuk meninggalkan Maluku dan ambon. Hal ini mereka lakukan untuk menyelamatkan nyawa mereka masing – masing, sebuah tindakan logis. Kepergian mereka ini tentu meninggalkan banyak tempat kosong dalam beberapa pekerjaan. Untuk sementara beberapa peran penting dalam provinsi ini ikut hilang terbawa kabur besera orangnya ke luar Maluku. Hal ini ditandakan dengan penurunan tajam netto migrasi provinsi Maluku di tahun 1999

Tidak hanya itu pula, perekonomian Maluku yang salah satunya di pompa oleh variable konsumsi (C) ini juga mulai menapakkan pengerdilan nilai. Maka ketika beberapa sector penting telah mati dan tingkat konsumsi juga menurun,makin mengecil pulalah pendapatan nasional Maluku. Lebih dari itu, kunjungan turis pariwisata juga turun secara drastic baik lokal dan non – lokal. Padahal provinsi yang 90% lebih terdiri atas lautan ini memiliki banyak pesona alam yang dapat menarik perhatian para pencari wisata. Demikian hal ini tak lagi ada mengingat kondisi wilayah ini yang masih dalam status “konflik”. Tidak ada wisatawan yang ingin membahayakan nyawanya tentu

Selain ekonomi, dampak yang paling terasa juga berasal dari aspek politik. Provinsi yang tua ini kini mengalami ketegangan politik yang memuncak, banyak golongan yang memanfaatkan situasi ini sebagai batu loncatan tujuan mereka. Memang benar Indonesia kala itu baru terlepas dari belenggu orde baru, presiden baru kitaHabibie mulai membuka keran demokrasi. Kehausan masyrakat akan kebebasan ini yang kemudian disalah artikan. Demokrasi bukan berarti bebas melakukan segala kehendak, bukan berarti bebas untuk bersuara apa saja, tetap saja ada batasan yang membatasi hak kita,  batasan tersebut adalah hak orang lain

 Selain karena dampak politik nasional yang masih mempengaruhi mental penduduk Maluku, ternyata tuntutan untuk merdeka dari Indonesia juga malah ada. Tuntutan ini sering disorak – soraikan oleh salah satu golongan masyrakat Maluku yang tergabung dalam FKM (Forum Kedaulatan Maluku). Keinginan mereka jelas! Membentuk REPUBLIK MALUKU SELATAN

Meski akhirnya tuntutan ini diurungkan, namun timbul satu konsekuensi besar bagi ketata negaraan Indonesia, yakni munculnya satu Provinsi baru lagi. Provinsi ini dinamai Maluku Utara, timbul oleh sebab konflik Ambon dan mulai menapakkan dirinya sejak tahun 1999. Kondisi politik Maluku kala itu memang tak bisa dibayangkan, belum lagi jika kita menambahkan aksi solidaritas kaum muslim yang berada jauh dari Provinsi ini. Lascar jihad dari berbagai belahan Indonesia dikabarkan ikut turut serta dalam konflik dan tragedy berdarah ini.

Kegamangan kaum TNI juga menjadi kendala akan situasi social politik kala itu. Apalagi ketika terbukti ditemukannya aparat dalam salah satu penyerangan yang terjadi. Makin tidak mengenakkan kepercayaan masyrakat terhadap pemerintah, meski pada akhirnya mereka berdamai dalam sebuah perjanjian pun akhirnya tak diindahkan. Masyrakat tak lagi percaya pada independensi pemerintah, ia tak lagi netral. Hingga penting dan dirasa perlu kala itu diutus pihak keempat dalam mendamaikan tragedy berdarah ini. Sebuah kejadian besar bagi Negara muda Indonesia memang


MASA DEPAN IKATAN SOSIAL : Harapan dan Perbaikan
Pancasila adalah platform nasional yang paling utama. ….ibarat bilangan pecahan, pancasila dan UUD 1945 adalah the common denominator atau penyebut. Plurasisme antara bilangan1/2 dan bilangan 1/3 tidaklah bisa digabung menjadi satu apabila tidak disamakan penyebut atau common denominator. 1/2 menjadi 3/6 dan 1/3 menjadi 2/6, maka keduanya bisa digabung menjadi satu keutuhan kesatuan, jadilah 5/6  (Sri-Edi Swasono)[15]

Tidak akan bosan – bosan saya mengingatkan anda tentang arti penting pancasila. Nilai – nilai yang terkandung didalamnya adalah nilai – nilai murni yang jangan diabaikan. Ia adalah dasar Negara, dasar yang menjadi pereka seluruh perbedaan yang tercipta di Negara ini. Di tanah dan air ini. Maka jika ada yang bertanya apa ikatan social bangsa Indonesia? Mantaplah saudara sekalian berucap PANCASILA

Konflik dan tragedy berdarah di ambon adalah peristiwa yang tak lagi mengindahkan itu semua. Mereka melanggar asumsi law of people sebagaimana dijelaskan sebelumnya. Mereka tak mengakui persamaan hak, tak mengakui perbedaan, tak mengakui pula hak asasi manusia. Mereka juga menggunakan jalan kekerasan untuk menyelesaikan masalah, bahkan hingga timbul ribuan korban jiwa. Menyebabkan kondisi ekonomi – politik ruwet mawut. Rakyat bingung raja turut bingung.

Bukankah ini tanda failed states ( Negara gagal )? Jika merujuk lebih luas konflik antar warga bukan hanya terjadi satu – dua kali di negeri kita ini. Sebut saja peperangan antar suku yang masih sering terjadi di wilayah timur kita, atau tragedy Gerakan Aceh Merdeka (GAM) yang tentu masih segar diingatan kita pula. Atau masih ingat dengan “timur – timur”? wilayah yang berhasil memecahkan diri dari Indonesia dan berdiri dengan nama Timor Leste.

Adalah sedikit contoh dari banyaknya konflik social yang terjadi dikalangan masyrakat kita. Sekali lagi saya sebutkan, ini adalah akibat kegagalan paham mereka akan ikatan social bangsa Indonesia. Pancasila. Mereka mulai meremehkan tulisan serta lambang yang terukir di patung Garuda itu.

Benar memang anak anak sekolah kita tak lagi memahami ideology ini. Pemerintah lebih senang meracuni mereka dengan kurikulum asing, focus mereka hanya pada persiapan menghadapi dunia luar tanpa mengerti untuk apa mereka berjuang kelak. Anda bisa bayangkan sendiri apa yang akan terjadi nantinya ketika generasi emas kita tidak lagi mengerti negaranya sendiri, tidak paham perbedaan tanah air, hanya terpaku pada ideology – ideology yang malah mereka temukan sendiri

Maka dengan ini semua masa depan Indonesia sudahlah sangat jelas. Jika memang tak ada niatan serius pemerintah untuk memperbaiki ini semua tak usah diragukan lagi, Indonesia akan menjadi sejarah. Namanya hanya akan tercatat di buku – buku pintar perpustakaan sebagai Negara yang pernah ada. Musnahnya pancasila sama saja dengan runtuhnya tembok berlin sebagai tanda awal runtuhnya Negara jerman. Tak perlu diragukan pula dengan masa depan generasi emas kita yang hanya akan menjadi pesuruh – pesuruh orang asing, mereka tak lagi punya landasan dasar untuk berpegang. Tak punya lagi arahan dan guidline untuk terus hidup dan mempertahankan bangsa

  Maka dengan ini semua besar harapan saya pada pemerintah dan segenap bangsa Indonesia untuk kembali pada nilai – nilai pancasila, nilai – nilai yang mempersatukan kita (ikatan social bangsa). Mari memulai hidup dengan mempertahan warisan dan semangat luhur ini, tugas kita adalah menyampaikan pesan dan pengharapan para pendiri bangsa pada generasi penerus bangsa. Tanggung jawab kita adalah menyiapkan generasi berkualitas yang mengerti tentang seluk beluk negaranya, bukan generasi yang malah tertanam ideology bangsa lain. Oleh sebab Negara ini didirikan berdasar ASAS KEBERSAMAAN bukan berdasar suatu ketetapan satu – dua orang, bukan pula atas pemberian bangsa lain, karenanya dokterin Pancasila sebagai landasan dasar pemersatu bangsa penting benar untuk dijaga, dimengerti dan diamalkan. Dan semoga dengan ini ada sebuah perbaikan yang berarti oleh pemerintah tentang mental dan pendidikan bangsa besar ini.




























DAFTAR BACAAN

Mohammad, Gunawan. 2011. “indonesia/proses : dari STOVIA, melintasi taksonomi Pg (55-68)”.                                Tempo/Grafitii. Jakarta
Sularto, ST. 2010. “Rindu Pancasila: Kesalehan social bangkrut, Pg( 5 – 8)”. Kompas PT media nusantara.                   Jakarta. Oktober 2010

Bagun, Rikard. 2010. “Rindu Pancasila: Pancasila janganlah diabaikan, Pg( xvii–xx)”. Kompas PT media                                  nusantara. Jakarta. Oktober 2010

Mankiw, N.G. 2009. “Macroeconomics 7th edition : Chp 2 the data of macroeconomics, pg (27). Worth                       publisher. New York city. 2010

Samosir, omas Bulan dan Adioetomo, sri moertiningsih. 2011. “dasar dasar demografi”. Penerbit salemba empat. 2010. Jakarta

Kuntjoro-Jakti, Dorodjatun. 2012. “menerawan Indonesia pada dasawarsan ketiga abad ke 21” . : peta     global, pg (15-111). Pustaka alvabet .maret 2012. Jakarta

Chomsky, noam. 1866. “Failed states: the abuse of power and the assault on democracy” pg(39) . Henry   holt and company. 2006. New York

Edwards. Michael. 2004. “Civil Society: civil society as associational life” pg (18). Polity press. 2008.            Cambridge.UK

Robinson, James dan Acemoglu, daron. 2012. “why nations fail?: the origins of power, prosperity, and        poverty”. Crown business. Maret 2012. New york

DIAKSES PADA 9 JUNI 2013, PKL 10.00 WIB. “Dalam Pertemuan tertutup Pemerintah, Istana Presiden   Indonesia, Jakarta 5 April 2013 : http://news.liputan6.com/read/554067/kisruh-bendera-daerah-        mirip-gam-sby-panggil-gubernur-aceh”

Lessy, zulkipli. 2006. “the ambon conflict and social work intervensions : a critical study of reconcilitation efforts between muslim and christian community iniated by government and non government organization. Poquest dissertation  and thesis. Agustus 2005. Canada
Israr, hikmat. 2013. “meninggalkan Ambon dengan kepala tegak: sekilas pengabdian mayjen TNI djoko   santoso selaku pangkoopslihkam dalam memulihkan konflik ambon pg (1)”. Budaya media.   Bandung

DIAKSES PADA 9 JUNI 2013, PKL 12.00 WIB “http://www.adriandw.com/peristiwa_ambon.htm

Mohammad, Gunawan. 2011. “indonesia/proses : Kain Baldwin Pg (31 - 54)”. Tempo/Grafitii. Jakarta

Swasono, Sri_Edi. 2008. “ekonomi islam dalam pancasila”. Disampaikan dalam annual meeting of             Indonesia economics experts association UNAIR. Agustustu 2008. Surabaya





[1] Mohammad, Gunawan. 2011. “indonesia/proses : dari STOVIA, melintasi taksonomi Pg (55-68)”. Tempo/Grafitii. Jakarta
[2] Sularto, ST. 2010. “Rindu Pancasila: Kesalehan social bangkrut, Pg( 5 – 8)”. Kompas PT media nusantara. Jakarta. Oktober 2010
[3]Bagun, Rikard. 2010. “Rindu Pancasila: Pancasila janganlah diabaikan, Pg( xvii–xx)”. Kompas PT media nusantara. Jakarta. Oktober 2010

[4] Mankiw, N.G. 2009. “Macroeconomics 7th edition : Chp 2 the data of macroeconomics, pg (27). Worth publisher. New York city. 2010
[5] Samosir, omas Bulan dan Adioetomo, sri moertiningsih. 2011. “dasar dasar demografi”. Penerbit salemba empat. 2010. jakarta
[6] Kuntjoro-Jakti, Dorodjatun. 2012. “menerawan Indonesia pada dasawarsan ketiga abad ke 21” . : peta global, pg (15-111). Pustaka alvabet .maret 2012. Jakarta
[7] Chomsky, noam. 1866. “Failed states: the abuse of power and the assault on democracy” pg(39) . Henry holt and company. 2006. New York
[8] Edwards. Michael. 2004. “Civil Society: civil society as associational life” pg (18). Polity press. 2008. Cambridge.UK
[9] Robinson, James dan Acemoglu, daron. 2012. “why nations fail?: the origins of power, prosperity, and poverty”. Crown business. Maret 2012. New york
[10]  Dalam Pertemuan tertutup Pemerintah, Istana Presiden Indonesia, Jakarta 5 April 2013 : http://news.liputan6.com/read/554067/kisruh-bendera-daerah-mirip-gam-sby-panggil-gubernur-aceh

[11] Lessy, zulkipli. 2006. “the ambon conflict and social work intervensions : a critical study of reconcilitation efforts between muslim and christian community iniated by government and non government organization. Poquest dissertation  and thesis. Agustus 2005. canada
[12] Israr, hikmat. 2013. “meninggalkan Ambon dengan kepala tegak: sekilas pengabdian mayjen TNI djoko santoso selaku pangkoopslihkam dalam memulihkan konflik ambon pg (1)”. Budaya media. Bandung
[13] http://www.adriandw.com/peristiwa_ambon.htm
[14]  Mohammad, Gunawan. 2011. “indonesia/proses : dari STOVIA, melintasi taksonomi Pg (55-68)”. Tempo/Grafitii. Jakarta
[15] Swasono, Sri_Edi. 2008. “ekonomi islam dalam pancasila”. Disampaikan dalam annual meeting of Indonesia economics experts association UNAIR. Agustustu 2008. Surabaya